Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

MANAJEMEN QUOTA USER,APLIKASI SERTA KAPASITAS PADA SISTEM OPERASI JARINGAN

Rabu, 05 November 2014

1.Manajemen User dan Quota di Linux

Manajemen User

1. Membuat User Baru
Membuat sebuah account user yang baru sangatlah mudah. Untuk membuat user baru dari command line, kita dapat menjalankan perintah useradd . Sebagai contoh, untuk membuat sebuah user yang bernama Dono, kita dapat menjalankan perintah sbb:
useradd dono
Kemudian jangan lupa untuk memberikan password kepada user baru yang telah dibuat dengan mengetikkan perintah passwd .
Contoh:
passwd dono
Setelah mengetikkan perintah di atas, maka kita akan diminta untuk memasukkan password yang kita inginkan dua kali.
Dalam default system, ketika user baru ditambahkan, maka user baru tersebut akan mempunyai home directory di bawah /home/. Sebagai contoh, ketika kita mengeksekusi perintah di atas (useradd dono), maka user yang bernama dono akan memiliki home directory /home/dono.
Untuk mengubah default system ini, kita dapat memberikan option-option lain setelah perintah useradd. Misalnya kita menginginkan agar si dono diberikan home directory di /www/dono, maka kita dapat memberikan option -d setelah perintah useradd.
Contoh:
useradd -d /www/dono
Sebagai catatan, useradd hanya membuat direktori akhir, bukan semua path. Sehingga bila kita memberikan perintah useradd -d /www/dono, maka useradd akan menciptakan direktori dono apabila telah ada direktori yg bernama /www.
Program useradd akan menciptakan suatu group bagi setiap user yg ditambahkan. Setiap user akan tergabung dalam group-group tertentu. Program useradd akan memberikan nama group yang sama seperti nama user yang dibuat.
Misalnya ketika kita membuat user baru dengan perintah useradd dono, maka si dono akan berada dalam group dono. Untuk mengubah default ini, maka kita dapat memberikan parameter -g setelah perintah useradd.
Contoh:
useradd dono -g users
Hal tersebut akan membuat user dono tergabung dalam group users.

2. Membuat group baru
Untuk membuat group baru kita dapat mengetikkan perintah groupadd .
Contoh:
groupadd hacker
Perintah ini akan menambah group baru yang bernama hacker di /etc/group dan pada /etc/gshadow jika kita menggunakan shadow password.

3. Memodifikasi account user yang sudah ada

a. Mengubah password
Seorang system administrator akan sering berhubungan dengan masalah user yang lupa akan passwordnya. Perintah di bawah ini akan mengganti password user yang lama dengan password yang baru:
passwd
Misalkan si dono lupa akan passwordnya atau ingin mengubah passwordnya, maka si dono atau system administrator yang bersangkutan dapat mengubahnya dengan mengetikkan perintah:
passwd dono.
b. Mengubah home directory
Untuk mengubah home directory dari user yang sudah ada, kita dapat mengetikkan perintah:
usermod -d
Contoh:
usermod -d /home2/dono dono
Jika ternyata home directory dono yang lama telah berisi file-file kepunyaan dono, maka kita dapat memindahkan home directory dono beserta file2nya dengan option -m.
Contoh:
usermod -d -m /home2/dono dono
c. Menghapus account user
Untuk menghapus account user yang sudah ada, kita dapat menggunakan perintah userdel. Contoh:
userdel dono
Perintah tersebuat akan menghapus user yang bernama dono. Jika kita ingin menghapus home directory user beserta isi file atau direktori yang berada di bawahnya, maka kita dapat memberikan option -r setelah userdel.


Manajemen Harddisk (Quota)

Space disk dalam sebuah system multiuser dapat menjadi suatu hal yang agak menakutkan. Pengalaman penulis membuktikan bahwa ketika kita memasang harddisk baru dengan space yang banyak, maka user juga seakan-akan berlomba-lomba untuk memenuhi space harddisk yang dia miliki di server kita. Semakin banyak kita menambah space, semakin cepat juga keinginan user untuk memenuhi space miliknya. Cara terbaik untuk memastikan bahwa kita memiliki space disk yang cukup untuk system yang kita miliki adalah dengan menerapkan disk quota.
1. Instalasi software disk quota
Software quota dapat kita install dari CD installer RH yang kita punyai. Software ini terletak pada direktori Redhat/RPMS setelah kita mount CD ROM yang kita miliki. Untuk menginstall software quota , kita dapat mengtikkan perintah sbb:
rpm -Uvh quota-.i386.rpm
Contoh:
rpm -Uvh quota-2.00pre3-2.i386.rpm
Setelah software quota terinstall, kita dapat mengkonfigurasinya.
2. Mengkonfigurasi system untuk mendukung disk quota
Pertama, tentukan di partisi yang mana kita akan menerapkan disk quota. Lalu tentukan pula apakah quota akan diterapkan pada user, group, atau keduanya. Di sini diasumsikan bahwa kita akan menerapkan disk quota per user pada partisi /home dan disk quota per group untuk partisi /www. Juga diasumsikan kita memiliki file /etc/fstab yang mengandung baris di bawah ini:
/dev/hda2 /home ext2 defaults 1 2
/dev/hda5 /www ext2 defaults 1 2
Sekarang, untuk menerapkan disk quota pada partisi /home, maka kita harus memodifikasi baris pertama di atas menjadi:
/dev/hda2 /home ext2 defaults,usrquota 1 2
Option baru yang ditambahkan pada baris di atas berfungsi untuk mengaktifkan disk quota untuk user. Sama seperti di atas, untuk mengaktifkan group disk quota maka kita harus mengedit baris kedua menjadi:
/dev/hda5 /www ext2 defaults,grpquota 1 2
Sebagai catatan, kita dapat menerapkan usrquota dan grpquota pada partisi yang sama.
Setelah file /etc/fstab dimodifikasi, kita harus memodifikasi file /etc/rc.d/rc.local agar berisi baris-baris di bawah ini:
#Check quota and then turn on.
if [ -x /sbin/quotacheck ]; then
echo -Checking quotas. This may take some time – -
sbin/quotacheck -avug
echo -Done.-
fi
if [ -x /sbin/quotaon ]; then
echo- Enabling disk quota .. -
/sbin/quotaon -avug
echo -Done.-
fi
Script di atas akan mengaktifkan pengecekan quota lalu mengaktifkan fitur disk quota.
Sekarang kita buat file-file quota untuk setiap system file yang telah kita definisikan pada quota control. Dengan asumsi partisi yang diterapkan disk quota adalah /home dan /www maka buatlah file-file quota dengan perintah sebagai berikut:
touch /home/quota.user
touch /www/quota.group
Pastikan bahwa dua file ini memiliki ijin akses baca dan tulis hanya untuk user root saja.
Sekarang kita telah menyelesaikan konfigurasi quota level system, sebelum kita berlanjut pada pemberian quota untuk tiap user dan group, maka kita perlu mereboot komputer kita.
3. Memberikan disk quota kepada user
Setelah kita mereboot komputer yang kita miliki dengan konfigurasi quota yang baru, kita dapat memberikan disk quota per user dengan perintah edquota. Sebagai contoh, untuk mengalokasikan disk quota pada user yang bernama dono, maka kita dapat mengetikkan perintah berikut:
edquota -u dono
Perintah tersebut akan memunculkan default editor seperti vi atau editor lainnya dengan isi mirip seperti berikut:
Quotas for user dono:
/dev/hda2: blocks in use: 0, limits (soft=0, hard=0)
inodes in use: 0, limits (soft=0. hard= 0)
Di sini terlihat bahwa user dono telah menggunakan 0 blocks (dalm KB) pada partisi /dev/hda2 (di bawah kontrol quota user), dan limit (soft atau hard) juga belum diset.
Seperti yang kita lihat, kita dapat mengeset limit besar space (dalam blocks) yang bisa digunakan seorang user dan pada saat yang bersamaan dapat mengontrol berapa banyak file yang dapat dimiliki oleh user. Parameter soft limit mengatur besar maksimum space disk (blocks) atau file (inodes) yang bisa dimiliki user pada file system yang ada. Parameter hard limit merupakan besar absolut space disk (dalam blocks) atau file (inodes) yang bisa dimiliki oleh user.
Sebagai contoh apabila kita ingin membuat user dono untuk memiliki soft limit 1 MB (1024 KB) dan hard limit 4 MB (4096) pada space disknya. Juga misalkan kita menginginkan agar user dono dibatasi soft limitnya sampai 128 file/direktori (inodes) dan hard limitnya sampai 512 file/direktori, maka kita dapat mengesetnya dengan mengetikkan perintah:
edquota -u dono
dan editlah menjadi seperti berikut:
Quotas for user dono:
/dev/hda2: blocks in use: 0, limits (soft=1024, hard=4096)
inodes in use: 0, limits (soft=128. hard= 512)
Setelah kita men-save konfigurasi di atas, maka user dono tidak dapat lagi melampaui hard limit yang telah diterapkan. Jika user dono berusaha untuk melampaui dua batasan ini (space disk dan jumlah inode), pesan error akan ditampilkan. Sebagai contoh:
[dono@warkop /home] $ mkdir dokumen
mkdir: cannot make directory -dokumen- : Disk quota exceeded
Di sini, user dono berusaha untuk membuat direktori baru di bawah /home dan karena limit quota untuk quota ini telah dilampaui, error di atas akan dimunculkan.
4. Memonitoring penggunaan harddisk
a. Dengan menggunakan quota
Untuk mengetahui user mana yang paling banyak menghabiskan space disk, kita dapat menjalankan perintah quota sebagai berikut:
quota -u
Sebagai contoh:
quota -u dono
Disk quotas for user dono (uid 500):
Filesystem blocks quota limit grace files quota limit grace
/dev/hda2 0 1024 4096 1 128 512
b. Dengan menggunakan df
Pengecekan space yg masih tersisa pada semua file system yg telah dimount dapat dilakukan dengan mengetikkan perintah df. Dan untuk mempermudah pembacaan, maka berilah option -h setelah df.
c. Dengan menggunakan du
Untuk mengecek berapa banyak space yang telah dihabiskan pada directori tertentu (dan subdirektori di bawahnya), kita dapat menggunakan perintah du. Untuk memudahkan tambahkanlah option -h. Contoh:
du -h /home/dono
2.MANAJEMEN APLIKASI 

Manajemen aplikasi komputer

lagi ada tugas tentang manajemen aplikasi komputer, dan di postingan ini bisa sebagai referensinya tentang manajemen aplikasi, semoga bermanfaat.
Manajemen aplikasi (Aplication Management) adalah proses pengelolaan operasi, pemeliharaan, dan peningkatan versi dari aplikasi seluruh siklus hidup. AM mencakup praktek-praktek terbaik, teknik dan prosedur penting untuk operasi yang optimal dikerahkan aplikasi, kinerja dan efisiensi seluruh perusahaan dan back-end infrastruktur TI.

Techopedia menjelaskan Aplikasi Manajemen (AM)
Manajemen aplikasi (AM) merupakan pendekatan pengelolaan TI enterprise wide diarahkan untuk memberikan kinerja aplikasi benchmark optimal untuk organisasi sementara menggabungkan bisnis dan segmen IT, masing-masing dengan tujuan AM beragam.
Stakeholder kunci AM adalah:
Pemilik aplikasi: Key personil eksekutif bisnis yang melihat AM dalam hal produktivitas bisnis, pendapatan dan kontrol.
Pengembang aplikasi / manajer: Key personil perusahaan IT yang bertanggung jawab untuk pengembangan aplikasi, penyebaran dan pemeliharaan.
Pengguna aplikasi: Untuk kelompok ini, AM diukur sesuai dengan keamanan, privasi, versi dan kontrol keseluruhan proses aplikasi dan modul.
Proses AM mencakup Application Lifecycle Management (ALM), Application Portfolio Management (APM) dan Aplikasi Manajemen Kinerja (APM).

(DAVID CHAPPELL)

Mendefinisikan aplikasi manajemen siklus hidup (ALM) tidak mudah. Orang yang berbeda (dan vendor yang berbeda) mengambil perspektif yang sangat berbeda.
Namun, ALM merupakan topik penting, dan memahami apa yang meliputi adalah juga penting.
Ini umum untuk menyamakan ALM dengan siklus pengembangan perangkat lunak (SDLC). Namun pendekatan sederhana ini terlalu membatasi; ALM jauh lebih dari sekedar SDLC. Bahkan, siklus hidup aplikasi meliputi seluruh waktu di mana sebuah organisasi menghabiskan uang untuk aset ini, dari ide awal sampai akhir hidup aplikasi. Untuk menjadi akurat dan berguna, pandangan kita tentang manajemen siklus hidup aplikasi harus mengambil perspektif yang sama luas.

TIGA ASPEK ALM


ALM dapat dibagi menjadi tiga bidang yang berbeda : pemerintahan, pembangunan , dan operasi . Gambar 1 menggambarkan hal ini , menunjukkan masing-masing tiga aspek ini pada garis horizontal sendiri.



Gambar 1 : ALM dapat dilihat sebagai memiliki tiga aspek .

Seperti kehidupan manusia, siklus hidup aplikasi adalah dibatasi oleh peristiwa penting . Ini dimulai dengan sebuah ide : Mengapa kita tidak membangun sesuatu yang melakukan ini? Setelah aplikasi dibuat , acara besar berikutnya adalah penyebaran, saat aplikasi masuk ke dalam produksi .
Dan akhirnya , ketika tidak lagi memiliki nilai bisnis , aplikasi mencapai akhir kehidupan dan akan dihapus dari layanan .
Governance , yang meliputi semua pengambilan keputusan dan proyek manajemen untuk aplikasi ini , membentang di atas seluruh waktu ini . Pembangunan, proses benar-benar menciptakan aplikasi , terjadi pertama antara ide dan penyebaran . Untuk sebagian besar aplikasi, proses pembangunan muncul kembali lagi beberapa kali lebih dalam seumur hidup aplikasi , baik untuk upgrade dan versi yang sama sekali baru .
Operasi , pekerjaan yang diperlukan untuk menjalankan dan mengelola aplikasi , biasanya dimulai sesaat sebelum penyebaran, kemudian berjalan terus menerussampai aplikasi akan dihapus dari layanan. Masing-masing dari tiga bidang inipenting, sehingga masing-masing bernilai memeriksa secara lebih rinci.

ASPEK ALM : TATA KELOLA


Dalam ALM , tujuan pemerintahan adalah untuk memastikan aplikasi selalu menyediakan apa kebutuhan bisnis. Gambar 2 memberikan tampilan close- up dari ALM pemerintahan , memberikan sedikit lebih detail tentang apa yang memerlukan .



Gambar 2 : Tata Kelola membentang di atas seluruh siklus hidup aplikasi .

Langkah pertama dalam ALM pemerintahan adalah pengembangan kasus bisnis . Seperti Gambar 2 menunjukkan , analisis ini terjadi sebelum proses pembangunan dimulai . Setelah kasus bisnis disetujui , pengembangan aplikasi dimulai , dan pemerintahan sekarang dilaksanakan melalui manajemen portofolio proyek .
dalam beberapa organisasi , ini adalah sederhana : Seorang manajer proyek mungkin harus terpasang ke tim pengembangan , atau salah satu dari orang-orang teknis di tim mungkin mengambil peran ini . Organisasi-organisasi lain menggunakan lebih formal pendekatan , bergantung pada kantor manajemen proyek terpusat ( PMO ) untuk menegakkan prosedur yang telah ditetapkan .
Setelah aplikasi selesai dikerahkan , itu menjadi bagian dari portofolio organisasi dari aplikasi . Sebuah aplikasi merupakan aset seperti yang lain , sehingga organisasi membutuhkan berkelanjutan pemahaman tentang manfaat dan biaya . Manajemen portofolio aplikasi ( APM ) menyediakan ini , menawarkan cara untuk menghindari duplikasi fungsi seluruh aplikasi yang berbeda .
APM juga menyediakan tata kelola untuk dikerahkan aplikasi , menangani hal-hal seperti ketika update dan revisi yang lebih besar masuk akal bisnis. Bahkan , memeriksa bagian APM dari garis Governance secara lebih rinci akan menunjukkan bahwa itu berisi pengembangan kasus bisnis dan manajemen portofolio proyek untuk setiap revisi ke aplikasi ditampilkan pada baris Pembangunan .
Governance adalah satu-satunya hal yang meluas di seluruh seluruh rentang waktu ALM . Dalam banyak hal , itu adalah aspek yang paling penting dari ALM . Dapatkan salah , dan Anda tidak akan datang dekat dengan memaksimalkan aplikasi nilai bisnis .

ASPEK ALM : PEMBANGUNAN


Sementara menyamakan ALM dengan proses pengembangan perangkat lunak tidak akurat , pengembangan tentunya adalah bagian mendasar dari siklus hidup setiap aplikasi. Gambar 3 mengambil dan melihat lebih dekat pada aspek ini dari ALM .


Gambar 3 : Pengembangan terjadi pada bagian pertama dari siklus hidup sebuah aplikasi , kemudian terjadi secara berkala sebagai aplikasi diperbarui

Setelah kasus bisnis disetujui , siklus pengembangan perangkat lunak dimulai . Jika kita memperluas SDLC bagian dari garis Pengembangan ditunjukkan pada gambar , proses modern yang mungkin akan menunjukkan perangkat lunak pembangunan sebagai serangkaian iterasi (perulangan). Setiap iterasi akan berisi beberapa definisi persyaratan , beberapa desain , beberapa pengembangan , dan beberapa pengujian . Gaya ini berulang pembangunan tidak selalu tepat. Setelah proses SDLC untuk versi 1 dari aplikasi selesai , aplikasi ini digunakan .
bagi sebagian besar aplikasi, bagaimanapun , penyebaran tidak menandai akhir dari pembangunan. Sebaliknya , kebutuhan aplikasi update berkala , seperti yang ditunjukkan pada gambar , dan mungkin satu atau lebih upaya SDLC penuh untuk membuat versi baru , seperti dalam contoh ini . Untuk beberapa aplikasi , uang yang dihabiskan untuk update ini dan versi baru dapat melebihi biaya pengembangan awal dengan jumlah yang signifikan . Sekali lagi , perhatikan peran SDLC dalam proses ALM keseluruhan . Seperti Gambar 2 menunjukkan , aspek ini tentu penting , tapi itu jauh dari keseluruhan cerita . Melihat ALM sebagai identik dengan SDLC hanya salah –ini menyebabkan kesalahpahaman apa yang sebenarnya diperlukan untuk menjadi sukses di daerah ini .

ASPEK ALM: OPERASI


Setiap aplikasi dikerahkan harus dipantau dan dikelola. Gambar 4 menunjukkan beberapa bagian penting dalam proses operasi ini.



Gambar 4: Operasi dimulai tak lama sebelum aplikasi dikerahkan, kemudian berlanjut sampai aplikasi akan dihapus dari layanan
Seperti Governance, garis Operasi erat terhubung ke saluran Pembangunan. Sebagai contoh, perencanaan untuk penyebaran kemungkinan dimulai sesaat sebelum aplikasi selesai, dan tindakan penyebaran itu sendiri adalah bagian mendasar dari operasi.
Setelah aplikasi ini digunakan, itu harus dipantau sepanjang masa. Demikian pula, setiap update ke aplikasi harus dikerahkan setelah itu selesai, karena angka menunjukkan.

ALAT UNTUK ALM


Tiga aspek ALM - pemerintahan, pembangunan , dan operasi - erat terhubung ke satu samalain . Melakukan ketiganya juga merupakan persyaratan untuk setiap organisasi yang bercita-cita untuk memaksimalkan bisnis nilai perangkat lunak. Tapi ini bukan tujuan yang mudah untuk dicapai. Masing-masing dari tiga menantang untuk mendapatkan hak sendiri , dan sehingga mendapatkan kombinasi yang tepat bahkan lebih menantang .Alat yang tepat dapat membuat ini lebih mudah . Sejumlah vendor saat ini menyediakan alat-alat yang horizontal terintegrasi , yaitu alat yang bekerja sama dengan baik pada salah satu dari tiga baris .
Sebagai contoh, Microsoft Visual Studio Team System menyatukan berbagai alat pendukung beberapa aspek pembangunan proses . Namun alat-alat harus terintegrasi tidak hanya secara horizontal namun juga secara vertikal juga, membantu organisasi membuat koneksi di tiga baris .
Misalnya , alat-alat manajemen proyek harus dihubungkan ke alat pembangunan, yang pada gilirannya harus memiliki koneksi ke alat digunakan untuk operasi . Koneksi ini mulai muncul . Visual Studio Team System , misalnya , dapat terhubung dengan Microsoft Project Server untuk membantu proyek manajer mendapatkan informasi up-to - date pada apa yang pengembang lakukan .
Masih ada banyak ruang untuk perbaikan , namun, dan ada vendor hari ini menawarkan satu set alat ALM dengan integrasi vertikal penuh di semua tiga baris .
3.MANAJEMEN KAPASITAS SISTEM

B.   Pengertian Management Information System (MIS)
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu dan pada akhirnya dapat mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Di samping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik.
Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dair sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.
Sebelum membahas definisi Management Information System (MIS), akan dibahas mengenai konsep dasar sistem dan konsep dasar informasi.
Sistem adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan dan saling bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan. Sistem informasi adalah kumpulan hardware dan software komputer, prosedur, dokumentasi, formulir dan orang yang bertanggung jawab untuk memperoleh, menggerakkan, manajemen, distribusi data dan informasi. Proses yang harus diikuti dalam pengembangan suatu sistem yang baik disebut System Analysis and Design.
Berikutnya adalah konsep dasar informasi. Konsep dasar informasi akan dibahas melalui beberapa definisi informasi itu sendiri, diantaranya:
1. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti
    bagi yang menerimanya
2. Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian. Sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa nilai rupiah akan naik, akan mengurangi ketidakpastian mengenai jadi tidaknya sebuah investasi akan dilakukan.
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai definisi Management Information System(MIS),antara lain:
  1. SIM adalah pengembangan dan penggunaan sistem-sistem informasi                      yang efektif dalam organisasi-organisasi (Kroenke, David, 1989)
  2. SIM didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah (Mc. Leod, 1995)
  3. SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi yag akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan , operasi secara efektif dan pengendalian (Stoner, 1996).        
Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa Management Information System (MIS) atau dalam bahasa Indonesia sering dikenal dengan istilah Sistem Informasi Manajemen(SIM) adalah  serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi serta secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
Sistem informasi manajemen di dalam perancangan, penerapan dan pengoperasiannya sangat mahal dan sulit. Upaya untuk hal tersebut dan biaya yang diperlukan harus dipertimbangkan dengan baik. Namun,  ada beberapa faktor yang membuat MIS menjadi semakin diperlukan, yakni bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya daya saing.
Situasi lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh karena itu, manajer harus membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen dengan munculnya pemecahan yang memadai.
Kegiatan utama dari semua sistem informasi, yaitu menerima data sebagai masukan (input), kemudian memprosesnya dengan melakukan penghitungan, penggabungan unsur data, pemutakhiran sampai akhirnya memperoleh informasi sebagai keluarannya (output).
DATA : fakta-fakta atau sesuatu yang dianggap (belum mempunyai arti)
INFORMASI : data yang telah diproses atau data yang memiliki arti.
Perubahan data menjadi informasi dilakukan oleh pengolah informasi. Pengolah informasi dapat meliputi elemen-elemen komputer, non-komputer atau kombinasi keduanya.
E-life merupakan perkembangan teknologi kehidupan, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e seperti E-Commerce, E-Government, E-Education, E-Library, E-Journal, E-Medicine, E-Laboratory, E-Biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
Untuk meningkatkan pelayanan Sistem Informasi Manajemen, pendidikan menjadi faktor penting dan sekaligus kini telah menjadi salah satu standar mutu sebuah pendidikan. Otomatisasi/komputerisasi sistem pelayanan dan sistem informasi manajemen merupakan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah ini. Banyak lembaga Pendidikan telah mendapat manfaat dari peralatan canggih ini.
Perkembangan pendidikan di Indonesia yang saat ini mulai maju, baik dari aspek administratif maupun teknologi, berdampak pada proses pelayanan pendidikan di Indonesia dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Untuk mengembangkan mutu pendidikan, dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung, dimana salah satu fasilitas pendukung tersebut adalah aplikasi teknologi informasi dalam bidang Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.

C.   Tujuan Umum Management Information System

Management Information System memiliki beberapa tujuan umum, diantaranya:
  • Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
  • Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
  • Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Informasi akuntansi dibutuhkan dan digunakan dalam semua tahapan manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
D.   Fungsi / Manfaat Management Information System (MIS)
           
            Agar informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajemen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi itu sendiri, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan dari masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Management Information System(MIS)/Sistem Informasi Manajemen adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis. Sehingga MIS/SIM dapat dikatakan sebagai
suatu sistem yang menyediakan data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi kepada pengelola organisasi.
Beberapa manfaat atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
  2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
  3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
  4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
  5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
  6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
  7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
  8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
  9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri atas sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri atas sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.           
Output dari sistem manajemen informasi, yaitu sebagai berikut:
a. Rencana dan anggaran
b. Laporan yang terjadwal
c. Laporan khusus
d. Analisis situasi masalah
e. Keputusan untuk penelaahan
f. Jawaban atas pertanyaan
Sebagai pengguna sistem informasi manajemen, tingkatan manajemen ini dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan, yaitu:
1.      Manajer tingkat perencanaan stratejik (strategic planning) yang merupakan manajer tingkat atas, seperti para jajaran Menteri, para eselon I, di mana keputusan-keputusan yang dibuatnya berkenaan dengan perencanaan stratejik yang meliputi proses evaluasi lingkungan luar organisasi, penetapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi organisasi.
2.      Manajer tingkat pengendalian manajemen (management control) yang dikenal juga dengan istilah manajer tingkat menengah, mempunyai tanggung jawab untuk menjabarkan rencana stratejik yang sudah ditetapkan ke dalam pelaksanaannya dan meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan tercapai. Termasuk dalam kelompok ini meliputi, Pejabat Eselon II, Kepala Kantor Wilayah, Kepala Dinas, dan Eselon III, Kepala Bagian/Bidang.
3.      Manajer tingkat pengendalian operasi (operational control) merupakan manajer tingkat bawah misalnya eselon IV dan V, bertanggung jawab melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan oleh manajer tingkat menengah, yang terwujud dalam operasi/kegiatan organisasi.
Penggolongan manajer menurut tingkatnya mempunyai pengaruh signifikan dalam mendesain sistem informasi yang berkaitan dengan sumber informasi, cara penyajian, dan jenis keputusannya. Manajer tingkat perencanaan stratejik akan lebih banyak menerima informasi yang berasal dari lingkungan
luar organisasi daripada informasi intern, dan sebaliknya untuk manajer tingkat bawah. Dari segi penyajiannya, manajer tingkat atas lebih menyukai informasi dalam bentuk ringkas, bukan detil. Sebaliknya, manajer tingkat bawah lebih menekankan pada informasi detil, bukan ringkas. Sedangkan berdasarkan jenis keputusan yang diambil, keputusan yang dibuat oleh manajer tingkat atas lebih tidak terstruktur dibandingkan keputusan yang diambil oleh manajer tingkat yang lebih rendah.
Keputusan yang terstruktur merupakan keputusan yang sifatnya berulang-ulang dan rutin sehingga unsur-unsurnya lebih mudah untuk dimengerti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

Most Reading